Mencintai atau dicintai?

Ada banyak cerita yang kita tidak tahu akhirnya. Ada banyak sandiwara yang tanpa sadar kita mainkan.
Ada hati yang terluka. Ada jiwa yang membeku. Ada hal yang kita tidak pernah mengerti.
Jatuh cinta, adalah hal terindah dimana semua yang salah menjadi benar. Dimana yang gelap menjadi terang. Dimana yang tidak seharusnya menjadi wajar. Perasaan dimana mencintai adalah yang terindah, namun setiap hal pasti ada resikonya. Berani mencintai terlalu dalam harus berani pula terjatuh terlalu dalam. Cinta adalah hal yang wajar, perasaan dimana menyukai seseorang. Kita tidak bisa menyalahkan perasaan karena bukan kita yang menentukan. Ikuti saja kemana hati mengarahkan.

Karena cinta itu rumit serumit menentukan ingin dicintai lebih dulu atau mencintainya dulu?
Aku mungkin akan memilih dicintai dulu baru mencintai. Bagiku lebih baik ada yang mencintai lalu kamu belajar mencintainya. Ah cinta itu kadang klise, seberapa pun alasan yang ku beri tetap saja ia ditentukan oleh hati. Sebesar apapun cara yang ditempuh kalau hati berkata tidak apa daya mulut bermanis ria. Namun, gak ada yang salah apakah dicintai atau mencintai jika pada akhirnya bersatu pada satu cinta yang pasti.

Mencintai seperti memperjuangkan seseorang dan dicintai seperti diperjuangkan. Kamu mau yang mana ?

Kadang kita lupa bahwa cinta mempermainkan hati. Akan ada yang teriris jika salah satu cara tak berhasil. Kita terlalu terlena akan manisnya kenangan dan impian yang pada akhirnya dikalahkan takdir. Entah itu takdir bersama atau takdir berpisah.

Cinta itu terlalu puitis. Hati saja kadang termakan rayuan manis walau ada bait-bait yang menyayat hati. Ia diam tak berkutik dalam simphoni yang indah.

Terkadang pilihan ada pada hati. Jatuhkan pada apapun yang membuat hati nyaman dan kamu merasa special. Genggamkan hati pada cinta yang benar-benar tulus. Kalau ragu coba tanyakan lagi pada bilik-bilik hati dengan rintihan sunyi.


Dari aku yang ingin dicintai,
Sept, 2018

Komentar