Amplop Kuning Ponselku

" Icon kecil berwarna kuning yang memnyeretku  mengekspresikan kembali amarahku "


Benda persegi panjang tipis itu sengaja tergeletak disamping sebuah buku yang baru saja aku buka halaman pertamanya. Di lembaran itu tertulis nama "DIA" yang tak sudi kusebut namanya. Dia yang telah menjadi kenangan bahkan sebuah imajiner yang tak harus menjadi nyata. Goresan kasar yang sengaja ku coret asal-asalan. Disamping namanya ada namaku yang tersusun rapi mengikuti huruf-huruf namanya. Sebenarnya aku benci membaca nama dia lalu mengulang kenangan tentang kami. Itu tidak penting!!
Cukup! cukup sudah aku mendeskripsikan manusia tak berguna itu. Manusianya yang seharusnya tak lagi mengelilingi lingkaran pikiranku. Seharusnya manusia itu ditelan oleh sosok manusia lain yang menhampiriku dengan masa depan yang indah. Tapi mimpiku terlalu tinggi aku takut terjatuh pada saatnya nanti.
Sepotong amplop kuning itu bertengger di dalam layar ponselku. Mengacaukan padanganku dari lembaran pertama tadi. Menggerakkan jemariku mendekatinya. Memusatkan pikiranku untuk memahaminya. Memutar imajinasiku untuk berusahan membayangkan isinya. Beberapa potong kata yang membentuk kalimat itu tidak pantas menerima layanan mata indahku. Kalimat yang menyetakkan pikiranku lalu memaksaku kembali ke mala lalu yang harusnya aku lupakan.
Amplop kuning dari sosok yang ku sebut DIA. Benda kecil bahkan tak berdosa dia hanya alat komunikasi yang diciptakan manusia menjadi pusat amarahku. Ku banting benda persegi panjang yang menghadirkan amplop kuning itu. Amplop yang aku benci jika tertulis nama DIA diatas beberapa potong kalimat. Lalu menyertakan sebuah emote yang menyeretku untuk mencaci maki semua tentang dia.
Dia ! aku enggan menyebut namanya. Aku bahkan tak peduli dengan ribuan amplop kuning yang dengan muka temboknya itu berani hadir dalam layar ponselku. Amplop yang menganggu pandangan mataku, amplop yang menghujat sebuah benda kecilku. Amplop itulah yang menyebabkan kisah aku dan dia berakhir!.

Faridita :)


Komentar